Rabu, 02 November 2011

tugas perilaku keorganisasian

Pentingnya perilaku keorganisasian dalam membentuk
SDM yang handal dan memiliki need for achievment


Berbicara  tentang organisasi, dimana organisasi adalah “ sekumpulan orang yang memiliki tujuan yang sama dan juga pemikiran yang sama kemudian berkumpul dan sepakat unutk membentuk sebuah perkumpulan yang terorganisir dalam upaya pencapaian tujuannya.” Maka dari itu pentingnya perilaku dalam organisasi sangatlah penting dan di butuhkan oleh setiap anggota organisasi tersebut  agar terbentuk organisasi yang sehat di mana program kerja dari organisasi tersebut sesuai dengan tujuan awal di bentuknya organisasi tersebut. Tidak hanya hal itu saja, perilaku keorganisasian juga berperan penting dalam membentuk SDM yang handal dan juga memiliki need for achievment , SDM yang handal merupakan kunci utama dalam sebuah organisasi, jika dalam sebuah organisasi tersebut memiliki SDM yang handal maka bisa di prediksi bahwa organisasi tersebut akan berjalan lancar tanpa adanya hambatan ataupun rintangan yang berpenagaruh terhadap kinerja dari organisasi tersebut. Pastinya dalam benak kita selalu muncul pertanyaan seperti ini “bagaimana ya caranya membentuk SDM yang handal dalam sebuah organisasi yang notabene SDM nya kurang handal maupun tidak handal sama sekali?” jawabannya sebenarnya sangatlah mudah, kembali ke definisi dari organisasi di atas, di mana dalam sebuah organisasi harusnya setiap SDM yang ada dalam organisasi tersebut sudah menyadari tentang tujuan mereka membentuk organisasi itu, jika sekiranya mereka telah melupakan tentang hal tersebut, wajib bagi para anggota lain untuk mengingatkannya atau sang ketua organisasi harus langsung turun tangan untuk menghandle mereka. Namun tidak semudah itu, sebenarnya ada beberapa altenatif untuk memecahkan permasalahan tersebut.
ALTERNATIF PERTAMA
Ketika dalam sebuah organisasi terdapat atau memiliki SDM yang tidak handal sama sekali, maka jalan keluar pertama adalah mengadakan evaluasi tentang kinerja dari keseluruhan SDM yang ada dalam organisasi tersebut, jika hal tersebut telah di lakukan maka jalan keluar kedua adalah mencari solusinya, solusi yang paling tepat adalah mengadakan training yang bertujuan  untuk meningkatkan kualitas dari SDM yang tidak handal tersebut. Ketika selesai di adakan pelatihan, maka evaluasi tahap dua di jalankan dengan mengevaluasi hal yang sama, apakah mengalami perubahan yang signifikan ataukah tidak, jika perubahan terjadi secara signifikan maka training yang telah di lakukan membuahkan hasil dan kemungkinan besar training tahap dua akan di adakan guna menghasilkan SDM yang lebih handal dari yang sekarang. Namun jika pada tahap evaluasi kedua tidak terjadi perubahan ketika selesai diadakannya training maka keputusan yang bisa di ambil adlah mengulang training tersebut hingga tujuan dari training itu dapat tercapai.




ALTERNATIF KEDUA
Altenatif kedua ni adalah lanjutan dari alternatif pertama. Ketika alternatif pertama telah sukses di lakukan maka yang harus di lakukan pada tahap kedua adalah penguatan terhadap apa yang telah mereka dapat pada training tersebut, terlebih lagi penanaman ideologi perusahan atau bisa di katakan need for achievment (keinginan untuk mencapai tujuan dari organisasi tersebut). Tahap ini bisa di katakan final act dalam menghadapi persoalan di atas. Knp bisa di katakan final act? Jawabannya adalah karena tahap kedua ini adalah tahap yang paling menentukan apakah kita mampu memperbaiki kekurangan kita dalam hal SDM yang lemah atau tidak. Jika kita berhasil maka tujuan organisasi akan bisa tercapai sesuai yang diinginkan.

Itu semua adalah beberapa alternatif menurut pendapat saya sendiri , namun ada satu hal lagi yang sangat penting  dalam pembentukan SDM yang handal dan memiliki need for achievment. Kunci utama itu di tentukan saat perekrutan anggota dari organisasi, mengapa demikian, karena pembentukan karakter dan penanaman ideologi serta penguatan karakter dan mental yang berhubungan dengan tujuan organisasi  sangat mungkin dan lebih baik di lakukan sejak awal ketika mereka menjadi anggota baru, dengan  di lakukan sejak awal maka mereka akan lebih memiliki need for achievment yang tinggi serta loyalitas tanpa batas terhadap organisasi tersebut. Hal itu dapat terbukti dari kisah yang akan saya ceritakan pada kesempatan ini :
“Wb adalah seorang mahasiswa sebuah perguruan tinggi swasta di surabaya, dia adalah teman SMA saya sekaligus sahabat saya. Dia tipikal orang yang jarang bisa di ajak serius, selalu bercanda setiap saat. Namun itu semua berubah ketika dia mengikuti sebuah organisasi di kampusnya. Dia bercerita bahwa sistem perekrutan dari organisasi tersebut sangatlah berat, hingga dari 50 peserta hanya 15 yang bisa sukses dan lolos dalam seleksi perekrutan anggota tersebut dan dia adalah salah satunya. Dia bercerita bahwa di awal ketika dia mengikuti seleksi tersebut yang di ujikan pertama kali adalah mental dari setiap calon anggota, dari tes awal tersebut yang tersisa tinggal setengah dari jumlah peserta  awal, lalu memasuki tes kedua, di tes kedua ini mereka di tantang untuk menunjukkan loyalitasnya terhadap organisasi tersebut, tidak hanya itu saja, selama proses tes kedua berlangsung mereka (para panitia) juga menanamkan ideologi – ideologi dari organisasi tersebut kepada calon anggota baru hingga dalam jiwa anggota baru tersebut tertanam ideologi –ideologi dalam organisasi tersebut dan juga tujuan dari organisasi tersebut. Ketika tahap kedua selesai dan mereka telah di lantik menjadi anggota tetap, mereka dengan bangga hati berjanji dan bersumpah untuk selalu setia kepada organisasi tersebut dan menjunjung tinggi ideologi  organisasi tersebut. Itulah cerita dari sahabat saya, hingga sekarang para 15 orang anggota baru tesebut tetap aktif dalam segala hal yang menyangkut organisasi tersebut dan menerapkan ideologi organisasinya di manapun mereka ada dan dalam kehidupan sehari-hari.”




Dari sedikit cerita pengalaman sahabat saya itulah yang menjadi sebuah ilmu baru bagi saya dan juga membuktikan bahwa penguatan ideologi, pembentukan karakter need for achievment, dan pembentukan SDM yang handal  dilakukan selama proses perekrutan itu lebih efektif dan efisien dalam upaya tercapainya organisasi yang memiliki SDM yang handal dan memiliki need for achievment.